Setidaknya bukan aku yang mencintai lalu kemudian
melukai. Setidaknya bukan aku yang mengucap janji lalu kemudian mengingkari.
Setidaknya bukan aku yang mengatakan tak akan kemana-mana lalu hilang entah
kemana. Setidaknya bukan aku yang bilang rindu lalu membuat segalanya menjadi
pilu. Setidaknya bukan aku yang mengangankan masa depan lalu membuat kita
kehilangan jalan pulang. Setidaknya bukan aku yang lebih dulu mencoba memiliki
lalu pergi tak tahu diri. Setidaknya bukan aku yang bilang; aku menyayangimu -
lalu menaburkan duka setelahnya. Setidaknya bukan aku yang tiba-tiba datang
lalu bertingkah seperti seseorang yang hilang ingatan. Setidaknya bukan aku
yang berbicara manis lalu membisu dalam kepahitan berkepanjangan.
Kamulah yang berdiri di situ. Di posisi yang tidak pernah aku
inginkan. Tetapi jangan lupa kalau aku juga tetap ikut menelan setiap
bagiannya. Karena tidak ada patah hati yang dilewati oleh sebagian hati. Saat
kamu mengingkari, maka aku akan ikut merasakan lelah. Saat kau memilih untuk berhenti
mencintai, maka hidupku pun seketika ikut berhenti berputar. Walau aku tak
ingin merasakannya, mereka tetap memelukku tanpa jeda.
Memang aku yang menyayangimu dengan sungguh-sungguh dan kamu
sekarang tidak memperdulikannya. Memang aku yang memilih mempercayaimu dengan
seutuhnya percaya dan kamu tidak pernah memintanya. Namun, apakah kamu tidak
punya keberanian untuk mengakhiri ini semua dengan kebijaksanaan? Tanpa perlu
menghilang. Tampa perlu dengan sengaja menghapusku diam-diam. Tanpa perlu membuat
luka.
Komentar
Posting Komentar